Mengenai Saya

Kamis, 09 Desember 2010


Teknik Menulis Karya Ilmiah

Teknik penulisan karya tulis ilmiah telah lama ada dan sudah banyak disosialisasikan melalui seminar dan pelatihan. Teknik menulis karya ilmiah tetap applicable dan up to date, sebab aplikasi karya ilmiah dapat dilaksanakan pada berbagai dimensi kehidupan yang relevan. Judul Teknik Menulis Karya Ilmiah (selanjutnya disingkat TMKI) di atas  merupakan nama sebuah mata kuliah yang diajarkan di Universtas Terbuka. Selaku tutor pada mata kuliah tersebut, saya berharap dengan adanya tulisan ini dapat membantu para mahasiswa.

Sebagaimana diketahui para mahasiswa, bahwa menurut buku Wardhani, dkk (2008), materi TMKI tersebut terdiri dari 6 modul, dimulai dari modul tentang hakikat dan karakteristik karya ilmiah, persiapan penulisan karya ilmiah, teknik menulis dan kemampuan berpikir ilmiah, menulis karya ilmiah sesuai dengan target pembaca dan Menulis karya ilmiah serta presentasi lisan yang efektif. Jadi secara urut, disajikan dalam buku tersebut dimulai dari tentang pengertian dan esensi karya tulis ilmiah, karakteristik karya tulis ilmiah, struktur karya tulis ilmiah, teknik pengambilan data dan teknik menulis karya ilmiah serta teknik presentasi karya tulis ilmiah (audio-visual).

Pengenalan tentang teknik karya tulis ilmiah dimulai dari pengertian karena dalam pengertian terdapat kerangka berpikir tentang pengertian, skup atau definisi (batasan masalah) pengertian karya tulis ilmiah, dan ciri-ciri karya tulis ilmiah. Hal mana untuk mempermudah dalam upaya pembaca (mahasiswa khususnya) untuk memulai masuk dalam pembicaraan tentang “what’s?” (=apakah).
Ilmiah asal kata dari ilmu (kata serapan dari bahas Arab (‘alama-ya’lamu-‘ilman), yakni pengetahuan atau sesuatu yang dapat dipelajari atau diketahui atau sesuatu yang biasa berproses di alam (dalam konteks alamiah, asal kata ‘alam, bahasa Arab). Proses di alam biasanya berlaku secara bertahap, sehingga dalam sebuah karya tulis ilmiah, juga memiliki tahapan-tahapan penulisan, memiliki struktur penulisan yang biasanya dikenal dengan istilah metode penulisan dan sistimatika pembahasan.
Selanjutnya pengenalan berlanjut kepada karya ilmiah dalam hal skup atau batasan masalah. Karya tulis ilmiah, tidak semua hasil karya menulis seseorang disebut sebagai karya tulis ilmiah. Seperti dikemukakan di atas, sebuah karya tulis memiliki ciri atau indikator, yakni adanya ukuran atau standar agar dapat disebut ilmiah, seperti : dilihat dari struktur bahasa (istilah) yang digunakan memakai istilah-istilah ilmiah berkaitan dengan penelitian ilmiah seperti grafik, angka signifikansi, validasi data, reliabilitas, dan seterusnya. Juga terkandung metode, seperti metode deduksi (metode pemaparan dengan mengemukakan pokok pikiran atau pokok penelitian atau rumusan masalah di awal penulisan) atau induksi (metode pemaparan dengan mengemukakan hasil pokok pikiran atau penelitian atau rumusan di akhir penulisan) atau campuran deduksi-induksi (mengemukakan pokok pikiran dalam diskusi-diskusi antar kalimat/bab secara resiprokal, bergantian). Menurut Wardhani, dkk. (2008) dalam metode mencakup 4 unsur yang harus dicantumkan : identifikasi sub-bagian, partisipan, instrumen dan prosedur penulisan. Sedangkan sistimatika pembahasan meliputi urut-urutan pembahasan yang dikemukakan, mulai dari judul, bab-bab, subbab-subbab, poin-poin subbab dan alinea-alinea atau paragraf-paragraf. Urut-urutan tersebut misalnya: dari judul, pendahuluan, tinjauan pustaka, isi (berisi hasil penelitian/survey) dan penutup (biasanya berisi kesimpulan dan saran), serta bagian yang terakhir daftar referensi.
Selain penggunaan istilah bahasa yang berkaitan dengan penelitian ilmiah, juga penggunaan ragam bahasa yang baku atau standar. Sebab, berkaitan dengan ilmu dan alam, sebagaimana diketahui, alam sebenarnya memiliki kaidah-kaidah atau tata aturan (ketetapan) yang telah baku. Bumi mengelilingi matahari dalam 1 tahun=12 bulan, berputar pada porosnya dalam 24 jam. Kecepatan gravitasi bumi rata-rata yakni 9,8 m/det2. Sebuah karya tulis ilmiah seharusnya juga memiliki ciri ilmiah berupa standar/baku, atau berwujud data-data teknis (penyajiannya bisa dengan grafik atau tabel data). Dalam hal bahasa yang digunakan, misal : stomata (sistem pernafasan tumbuhan), kornea mata (bagian mata), vena (pembuluh balik). Dengan ragam bahasa yang baku/standar tersebut, dimaksudkan agar tidak timbul misperception yang terlalu jauh sehingga tujuan penulis dapat efektif tersampaikan kepada pembaca, mengefisienkan kalimat-kalimat dan memfokuskan gagasan yang diberikan, juga agar tidak terlalu panjang (atau terlalu lama dalam presentasi, yang membuat pembaca bosan atau jenuh).
Obyektivitas dalam tujuan penulisan karya tulis ilmiah salah satunya dicirikan dari pemakaian ragam kata yang imperson atau nonprivacy tersebut, maksudnya kata-kata yang tidak menyinggung orang per orang, bukan ditujukan untuk khusus pada seseorang sehingga diharapkan karya tulisan ilmiah tersebut obyektif, mengena pada sasaran. Hal ini juga dikuatkan (didukung) oleh konsekwensi dalam kalimat-kalimat yang dikemukakan seterusnya. Dengan kata lain, kata-kata yang dipakai bukan aku, dia, si Fulan, Fulanah dll. Penulis tidak dilibatkan sebagai person yang secara langsung terlibat dalam hubungan antar kalimat kalimatnya. Kalimat yang dipakai adalah kalimat tidak langsung atau kutipan-kutipan yang diberi catatan kaki atau nama orang yang menjadi referensi misalkan : Wardhani, dkk (1990). Yang terakhir inilah merupakan ciri yang mudah untuk membedakan karya ilmiah dengan karya tulis biasa (seperti: cerita pendek; karangan). Contoh perbedaan dalam ‘gaya’ pembahasaan ini misalnya :

Karya tulis Ilmiah:
“Dengan bantuan sinar matahari, maka proses fotosintesa tumbuhan terjadi. Proses fotosintesa merupakan proses kimia yang ada padai tumbuhan hijau daun, yakni zat asam arang bereaksi dengan air dengan bantuan sinar matahari menghasilkan zat gula dan gas oksigen..............”(dikutip dari ......, tahun.....) dst.

Karya tulis biasa :
“Pagi yang cerah, pukul enam lewat tiga puluh tepat, seperti biasa Astuti telah mempersiapkan diri untuk berangkat ke sekolah bersama temannya, Melissa...........”dst.
Berkaitan dengan obyektif di atas, agar benar-benar ‘mengena’ (sesuai sasaran), penyajian dalam wujud tabel-tabel data atau grafik, detail-detail teknis sangat membantu efektifitas penulisan. Dan pada akhirnya penulis juga harus membatasi atau menentukan sasaran/target pembaca atau (hadirin atau audien, dalam presentasi visual, audio/suara). Selain untuk efisiensi, juga agar fokus dalam penyampaian/presentasi.
Adapun media presentasi bisa bermacam-macam, saat ini biasanya memakai audio-visual berupa perangkat komputer CPU atau notebook (laptop), LCD projector, dan sound-system berupa amplifier dan speaker. Yang terpenting dalam teknik presentasi adalah komunikatif dengan indikator esensial, ringkas, menarik/atraktif, dan interaktif.

Tidak ada komentar: